24 Jan 2011

Johannes Kepler


Johannes Kepler. Tentu, tidak ada satu orang pun yang lupa akan kata ’Kepler’. Ia adalah ’penemu’ (baca: penyususn) rumus gerak  planet-planet yang mengelilingi Matahari kita.
Bapaknya seorang tentara dan ibunya bekerja di sebuah ’Inn’ milik keluarga. Johannes Kepler dilahirkan di Jerman (saat ini) pada tahun 1576. Ayahnya ’menghilang’ sejak ia berusia lima tahun. Diyakini bahwa bapaknya meninggal di medan perang, di negeri Belanda. Kepler kecil pernah membuat tamu yang menginap di ‘inn’ ini keheranan akan bakat matematikanya.
Ia belajar di SD di daerah setenpat dan terakhir dari perjalanan pendidikannya tercatat sebagai  mahasiswa Universitas Tübingen, Jerman. Di Universitas  ini, Kepler belajar astronomi dari Michael Maestin. Materi matematika astronomi saat itu adalah geometri astronomi dalam sistem Ptolomeus. Kelompok ini sependapat bahwa Bulan, Mercuri, Venus, Matahari, Mars, Jupiter dan Saturnus berputar mengelilingi Bumi. Posisi planet-planet tersebut dinyakatan terhadap suatu bintang tertentu berdasarkan kombinasi gerak melingkar mereka. Dengan sistem matematika saat itu, perhitungannya terasa sangat rumit dan sulit. Banyak mahasiswa, kemudian, mundur meninggalkan matematika. Tetapi, Kepler tidak demikian. Bahkan, bukunya yang pertama (1596) mengusulkan lintasan planet yang bukan berbentuk lingkaran. Kelak kita kenal berbentuk elips.
Di Universitas Tübingen, ia tidak hanya belajar matematika tetapi juga belajar bahasa Yunani, dan Hibrani. Kedua bahasa ini menjadi syarat mutlak untuk membaca Alkitab dalam bahasa aslinya. Ia juga belajar bahasa Latin. Pada akhir tahun pertama, ia memperoleh nilai ’A’ untuk semua mata kuliah kecuali matematika. Tampaknya, Michael Maestin ingin menunjukkan kepada Kepler bahwa ia harus belajar lebih giat, lebih dalam  dan lebih lanjut lagi. Karena, ia merupakan satu-satunya mahasiswa yang dipilih Michael Maestin untuk menjadi muridnya. Kepadanya dikenalkan pemikiran Kopernikus yang mengembangkan tata surya dengan pusat di Matahari. Hebatnya, secara fisis Kepler langsung menyetujui sistem Kopernikus ini.
Ternyata, Kepler menyimpan alasan lain kenapa ia langsung menerima pemikiran Kopernikus, yaitu sejarah panjang pergulatan religius di hatinya. Ia tidak dapat memahami hubungan antara materi dan jiwa secara alkitabiah. Ia juga kerepotan dalam memahami Ekaristi. Pendek kata, ada masalah keagamaan yang mendorong Kepler menerima teori Kopernikus.
Johannes Kepler kini dikenal dengan hukumnya tentang gerak planet yang dihasilkan pada tahun 1604 dan 1611. Ia sesungguhnya juga bekerja pada optika (1604). Ia menemukan polyhedra reguler (1619). Ia juga mengenalkan model ruang sama dan sebangun untuk menerangkan rumah-rumah lebah madu (1624), serta menemukan cara menghitung volume benda-benda putar sebagai titik awal perhitungan dalam kalkulus (1615). Kepler merupakan orang pertama ang menunjukkan cara menggunakan tabel logaritma.  Tentu,  ia juga membuat tabel  tentang perbintangan. Kepler meninggal pada tahun 1630 pada usia mendekati 60 pahun.
Hampir semua surat-surat pribadi yang dikirimkan kepada kawan-kawannya saat itu masih terselamatkan dan pada umumnya setingkat dengan makalah ilmiah. Karena itu, pengetahuan kita tentang dirinya cukup banyak.
Seluruh hidupnya, Kepler adalah seorang religius. Dalam kerangka pikirnya, manusia adalah ‘citra’ Allah. Karena itu, manusia harus dapat memahami alam semesta ini yang merupakan ciptaan Allah. Ia juga percaya bahwa Allah menciptakan dunia ini didasari oleh pertimbangan matematis yang sangat cermat. Karena itulah di alam semesta dipenuhi oleh pola-pola matematika.
Ambil sebuah contoh. Cermati kedelapan jari-jari tangan Anda. Setiap jari dibagi tiga dengan perbandingan yang sama. Sepertiga di bagian bawah, sepertiga di bagian atas dan sisanya (yang lebig banyak) dibagian tengah. Kita mengenal sifat seperti itu. Yang di ujung lebih sedikit dari pada yang di tengah.
Contoh yang lain. Pandanglah yang lain. Perbandingan dua: tiga  hampir dapat ditemukan di setiap bangun alam. Benda-benda yang ukuran lebar dan panjang berbanding antara 2 dan 3 enak di lihat. Pandangi jendela, pandangi buku Anda, juga surat kabar ini, pandangi bendera kita, semua akan terasa wajar jikan memenuhi perbandinga 2:3. Kalau tidak maka akan terasa panjang atau terasa pendek. Kini kita sebut sebagai bilangan normal (e), perbandingan 2:3. 
a sangat berterima kasih kepada Allah karena diberi kemampuan lebih untuk mendalami alam semesta. Tetapi pengetahuan itu diungkapkannya secara resional. Namun demikian, kawannya tidak menyenangi kerendahan hatinya itu. Saat menjadi asisten Tych Brahe, ia ditugasi mengamati planet Mars yang saat itu sangat rumit. Ternyata Brahe menyimpan maksud agar Kepler tidak sempat mempelajari hal-hal lain sehingga Brahe dapat menyelesaikan telaahnya tentang gerak planet. Namun, kita tahu bahwa yang menemukan akhirnya adalah Kepler. Ada baiknya, di awal bulan Puasa ini, para ilmuwan berkaca pada matematikawan ini. Semoga!.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar